Tiap kecamatan diharapkan minimal ada satu sekolah inklusi agar tiap anak mendapat hak belajar. Para guru tengah diberi ­pelatihan.

TANGERANG - Pemerintah Kota Tangerang, Banten, meresmikan 79 sekolah inklusiuntuk anak berkebutuhan khusus pada tingkat TK, SD, dan SMP yang tersebar di 13 Kecamatan.

"Sekolah inklusi merupakan upaya Pemkot Tangerang dalam memberikan hak pendidikan kepada semua anak, termasuk yang memiliki kebutuhan khusus," kata Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah, di Tangerang, Kamis (20/5).

Harapannya, melalui sekolah inklusi, anak-anak berkebutuhan khusus dapat mengembangkan potensi kelebihan yang dimiliki dan menutupi kekurangan. "Setiap anak memiliki potensi dan kita ingin agar potensi itu dapat tergali," katanya.

Ia menambahkan, sistem belajar di sekolah inklusi terdiri dari dua macam: kelas bersama dan kelas khusus. Saat penyampaian materi oleh guru, akan dilakukan bersama.

"Tapi, ada juga guru yang memberikan pembelajaran khusus dari hasil pengamatan terhadap perkembangan anak. Maka itu, pengamatan akan dilakukan secara optimal agar materi yang disampaikan dipahami siswa," katanya.

Tiap Kecamatan

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang, Jamaluddin, menerangkan bahwa 79 sekolah inklusi yang sudah dibentuk terbagi dalam beberapa tingkat. Rinciannya, 53 sekolah inklusi tingkat SD, 13 sekolah inklusi tingkat SMP, dan 13 sekolah inklusi tingkat TK.

Ia menjelaskan pembentukan sekolah inklusi ini sesuai dengan Peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang meminta kabupaten/kota membuat sekolah inklusi minimal satu di setiap kecamatan.

Untuk siswa sendiri, Jamalludin menuturkan, saat ini sudah ada 303 siswa yang mendaftar. Ke depannya akan terus disosialisasikan kepada masyarakat agar anak yang memiliki kebutuhan khusus mendapat pembelajaran secara penuh seperti anak-anak pada umumnya.

Kemudian untuk tenaga pengajar, Dinas Pendidikan Kota Tangerang, sedang melakukan diklat kepada 200 guru. Kelak, akan melibatkan tenaga pendidik dari sekolah luar biasa maupun perguruan tinggi. "Ini bentuk kesamaan untuk mendapatkan hak pendidikan bagi semua anak," katanya.

Ini sejalan dengan langkah Gubernur Banten, Wahidin Halim. Baru-baru ini, Wahidin berkomitmen memprioritaskan pembangunan sumber daya manusia (SDM) Banten melalui pendidikan. Menurutnya, langkah itu sejalan dengan tradisi orang Banten yang sejak dulu memiliki semangat tinggi dalam menuntut ilmu.

Semangat orang Banten untuk sekolah atau kuliah tinggi. "Makanya sekarang SMA/SMK dan SKh digratiskan. Salah satu misi saya membangun pendidikan," kata dia. Dalam kesempatan itu, dia juga berpesan kepada para mahasiswa untuk terus belajar dengan tekun. Wahidin menjamin akan membantu mencarikan solusi bila ada mahasiswa yang menemui kendala kuliah.

Baca Juga: