“Tahun ini sekitar 70 persen satuan pendidikan sudah akan menerapkan Kurikulum Merdeka."

JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mencatat sebanyak 70 persen satuan pendidikan telah menerapkan Kurikulum Merdeka. Adapun kurikulum tersebut sudah diimplementasikan secara sukarela oleh sekitar 140 ribu satuan pendidikan pada tahun 2022.

"Tahun ini sekitar 70 persen satuan pendidikan sudah akan menerapkan Kurikulum Merdeka," ujar Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, dalam acara Festival Kurikulum Merdeka, di Jakarta, Jumat (30/6).

Anindito mengatakan, tahun ini sekitar 160 ribu satuan pendidikan akan mengimplementasika Kurikulum Merdeka. Kurikulum tersebut mulai pengembangan prototipenya pada tahun 2020 dan uji coba di sekitar 3.000 satuan pendidikan pada tahun 2021.

"Karena ini adalah proses yang membutuhkan waktu, Kemendikbudristek menerapkan Kurikulum Merdeka secara bertahap," jelasnya.

Kurikulum Nasional

Dia mengungkapkan, proses tersebut menjadi penting, dalam rangka menetapkan Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum nasional pada tahun depan. Hal tersebut melihat sebagian besar sekolah sebenarnya sudah secara sukarela berganti dari Kurikulum 2013 ke Kurikulum Merdeka.

Anindito mengingatkan, bahwa perubahan ke Kurikulum Merdeka hanyalah permulaan dari proses untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Jangan sampai perubahan kurikulum berhenti pada formalitas dan status administratif belaka.

"Perubahan kurikulum harus dimaknai sebagai momentum untuk belajar menjadi guru, belajar menjadi kepala satuan pendidikan, yang lebih reflektif dan terus meningkatkan kualitas pembelajaran," tandasnya.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, meyakini prinsip Kurikulum Merdeka yang adaptif, fleksibel, dan dapat digunakan dalam berbagai kondisi satuan pendidikan, fleksibel. Dengan demikian, guru dapat leluasa untuk menciptakan pembelajaran, serta berfokus pada kebutuhan murid.

"Setiap anak Indonesia berhak untuk mendapatkan pembelajaran yang jauh lebih berkualitas, jauh lebih menyenangkan, dan jauh lebih bermakna," katanya.

Nadiem menyebut, Kurikulum Merdeka hadir untuk menuntaskan persoalan krisis pembelajaran yang sudah berlangsung lama ditambah kehilangan pembelajaran akibat Pandemi Covid-19. Materi fokus pada pembelajaran yang lebih esensial, menyenangkan, relevan, dan mengutamakan perkembangan kompetensi peserta didik.

Baca Juga: