SINGAPURA - Para menteri transportasi dari tujuh negara perhimpunan bangsa-bangsa Asia Tenggara (Asean), pada Selasa (17/5), sepakat untuk bekerja sama dalam memulihkan perjalanan udara kawasan itu untuk mendorong pemulihan.

Dalam sebuah pernyataan, para menteri Singapura, Malaysia, Indonesia, Thailand, Filipina, Kamboja, dan Brunei mengatakan mereka akan memfasilitasi saling pengakuan sertifikat kesehatan Covid-19 dan pengembangan pasar penerbangan tunggal Asean.

Langkah-langkah ini juga mencakup penyelarasan langkah-langkah kesehatan dan keselamatan publik terkait penerbangan, serta kerja sama yang lebih besar dalam praktik berkelanjutan seperti teknologi baru yang ramah lingkungan.

Perkuat Konektivitas

Para menteri mengatakan mereka juga akan bekerja sama untuk memperkuat konektivitas udara antara Asia Tenggara dan kawasan lain. "Termasuk mempromosikan pelatihan dan pengembangan kapasitas untuk mendukung pemulihan dan pertumbuhan sektor penerbangan sipil dan kesejahteraan pekerjanya," ujar mereka.

Pernyataan itu dirilis pada hari pertama KTT Penerbangan Changi, di mana para pemimpin industri dan menteri membahas jalan ke depan untuk industri penerbangan.

Pembicaraan tentang gelembung perjalanan Asean dalam dua tahun terakhir belum terwujud, dan lalu lintas penumpang internasional di Asia Tenggara sebelum April adalah sebagian kecil dari tingkat pra-Covid-19. Sejak itu, banyak negara Asean, termasuk Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Vietnam, secara independen membuka perbatasan mereka mulai April.

Brendan Sobie dari Sobie Aviation mengatakan lalu lintas penumpang intra-Asean sekarang meningkat pesat, karena semua perbatasan telah dibuka dan hampir semua persyaratan pengujian telah dicabut.

"Wilayah ini relatif lambat dalam menyelesaikan masalah pengenalan vaksin, meskipun beberapa kemajuan sekarang akhirnya telah dibuat," tambah Sobie.

Koridor perjalanan yang awalnya diumumkan pada November 2020 juga tidak terwujud, tetapi ini sekarang diperdebatkan, bersama dengan banyak inisiatif perjalanan udara Asean lainnya yang terhenti. "Pemulihan awalnya lebih jauh daripada regional," kata Sobie.

"Ini sekarang berubah dan sementara inisiatif sebelumnya sekarang sebagian besar diperdebatkan, negara-negara Asean masih dapat bekerja sama untuk membantu memfasilitasi pemulihan lalu lintas internasional antara 10 negara," tuturnya.

Baca Juga: