Demi kebaikan bersama sebaiknya kompetisi Liga1 diberhentikan sementara Penyebaran Covid-19 di Indonesia sudah tinggi, kita sudah masuk gelombang ketiga. Tiap hari, 16.000 orang lebih dinyatakan positif.
Sejak diperkenalkan di Olimpiade Tokyo 2021 lalu, sistem bubble masih menjadi opsi utama dalam penyelenggaraan turnamen olahraga. Sejak saat itu, berbagai kejuaraan olahraga baik multi event maupun kejuaraan satu cabang olahraga menggunakan sistem bubble.
Secara harfiah, bubble adalah gelembung. Di dalam olahraga, sistem bubble adalah sistem yang dirancang untuk membatasi kontak para pelaku olahraga dengan orang luar. Sistem bubble akan menempatkan semua orang yang terlibat pada suatu kejuaraan di tempat yang sama selama kejuaraan atau turnamen tersebut berlangsung.
Orang-orang yang berada di bubble adalah mereka yang sudah terdaftar, mulai dari atlet, pelatih, ofisial, panitia, dan bahkan awak media. Selama turnamen berlangsung, mereka yang berada di dalam bubble tidak boleh berinteraksi dengan orang luar atau keluar dari area tersebut. Tujuannya tentu saja untuk melindungi semua pihak yang terlibat dalam kejuaraan tersebut dari penularan Covid-19.
Namun dalam praktiknya, sistem bubble rawan kebocoran. Olimpiade Tokyo yang sangat terkenal sangat ketat saja tidak luput dari kebocoran. Beberapa atlet dan petugas kirab obor dinyatakan positif Covid-19.
Masih hangat dalam ingatan kita tentang kisah pilu yang dialami pebulu tangkis Indonesia dalam kejuaraan All England 2021 lalu. Mereka dipaksa meninggalkan kejuaraan karena berada dalam satu pesawat dengan penumpang yang terbukti positif Covid-19.
Dan di kejuaraan sepak bola Piala AFF (Asean Football Federation), empat pemain tim nasional kita dilarang bermain pada final leg kedua melawan Thailand karena dinyatakan melanggar aturan bubble. Mereka keluar hotel untuk membeli makanan kecil.
Sistem bubble memang baik asal dilaksanakan secara ketat. Sekali bocor fatal akibatnya, mudah menyebar. Jepang dan Singapura yang terkenal akan kedisiplinannya saja bisa bobol apalagi Indonesia yang orang-orangnya kompromistis, Lihat saja, penyelenggaraan kompetisi Liga1 seri 4 dan 5 yang diselenggarakan di Pulau Bali. Meski diselenggarakan dengan sistem bubble, namun setidaknya terdapat 52 pemain yang dinyatakan positif Covid-19. Jumlah tersebut terus bertambah sehingga ada pertandingan yang ditunda karena salah satu tim yang seharusnya bertanding hanya menyisakan kurang dari 14 pemain.
Dengan kenyataan ini, sudah seharusnya PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator yang ditunjuk Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menggelar kompetisi Liga1, menghentikan sementara semua pertandingan tersisa. Memang PT LIB sudah berusaha maksimal dalam penerapan protokol kesehatan, termasuk menyelenggarakan pertandingan tanpa dihadiri penonton, tetapi siapa yang bisa menjamin orang-orang yang berada dalam bubble tidak berinteraksi dengan masyarakat setempat.
Sekali lagi, demi kebaikan bersama sebaiknya kompetisi Liga1 diberhentikan sementara Penyebaran Covid-19 di Indonesia sudah tinggi, kita sudah masuk gelombang ketiga . Tiap hari, 16.000 orang lebih dinyatakan positif.