Presiden Joko Widodo memerintahkan Panglima TNI untuk segera membantu warga yang terkena wabah penyakit di Asmat.

JAKARTA - Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengirimkan 53 personel anggota tim medis yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Kesehatan TNI Kejadian Luar Biasa (KLB) dalam rangka menanggulangi wabah penyakit campak di Kabupaten Asmat, Provinsi Papua.

"Hari ini, Satgas Kesehatan TNI KLB Asmat diberangkatkan oleh Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI Mayjen TNI Lodewyk Pusung menggunakan pesawat Hercules A-1326 dari Bandara Lanud Halim Perdanakusuma," kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI M Sabrar Fadhilah, di Jakarta Timur, Senin (15/1).

Kapuspen TNI mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo telah memerintahkan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto untuk segera membantu warga yang terkena wabah penyakit di Asmat.

"Menindaklanjuti perintah tersebut, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto telah membentuk Satgas Kesehatan TNI KLB untuk membantu Kementerian Kesehatan, terdiri atas Puskes TNI, Puskesad, Diskesal dan Diskesau dalam rangka membantu warga Asmat yang terkena kejadian luar biasa wabah penyakit campak," ujar Kapuspen TNI.

Menurut Mayjen Fadhilah, pengiriman Satgas Kesehatan TNI KLB dalam rangka penanganan warga yang terkena wabah penyakit campak di Asmat, di mana sesuai dengan UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI Pasal 7 Ayat 2, khususnya Operasi Militer Selain Perang (OMSP) guna memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga negara yang tertimpa musibah.

"Satgas Kesehatan TNI KLB Asmat yang diberangkatkan adalah untuk memperkuat Tim Kesehatan Kodam XVII/Cenderawasih dan pemerintah daerah setempat yang dipusatkan di Timika," kata Jenderal bintang dua ini.

Fadhilah menjelaskan, 53 personel Satgas Kesehatan TNI KLB Asmat terdiri atas dokter spesialis dan paramedis. Di samping itu juga dikirimkan obat-obatan sesuai kebutuhan, dengan prioritas vaksin campak dan difteri serta alat kesehatan (alkes).

"Selain obat-obatan dan alkes, Satgas Kesehatan TNI KLB Asmat juga membawa logistik berupa bahan makanan siap saji sebanyak 11.100 pack untuk membantu warga Asmat yang terkena wabah penyakit," katanya.

Tim Kesehatan

Secara terpisah, Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Bambang Wibowo mengatakan, Kemenkes telah mengirimkan tim tenaga kesehatan maupun pendampingan untuk menangani kasus campak atau morbili dan gizi buruk di Kecamatan Agats, Kabupaten Asmat, Papua. "Hari ini ada tim yang berangkat membantu Dinas Kesehatan Papua," katanya.

Bambang menjelaskan pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan Provinsi Papua sudah bertindak dalam menangani kasus campak dan gizi buruk.

"Kemenkes akan bantu, akan ada bantuan baik logistik, SDM, maupun pendampingan yang lain," kata dia. Kemenkes, lanjut dia, menyiapkan tim yang akan melakukan visitasi, supervisi dan pendampingan bagi tenaga kesehatan di Kabupaten Asmat.

Selain itu tenaga kesehatan yang berada dalam program Nusantara Sehat, Wajib Kerja Dokter Spesialis, dan penugasan Nusantara Sehat khusus individu akan dikerahkan ke Kecamatan Agats, Kabupaten Asmat.

Dinas Kesehatan Provinsi Papua sendiri telah mengirimkan tiga ton makanan tambahan, 800 vial vaksin campak dan 10.000 jarum suntik 0,5 mililiter ke Kabupaten Asmat. Petugas kesehatan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat juga masih berada di lapangan untuk imunisasi campak secara masal.

Sebelumnya, RSUD Asmat mendapatkan rujukan kasus campak dan gizi buruk sejak 8 Januari 2018. Jumlah kasus campak tercatat sebanyak 22 pasien dengan rincian enam pasien rawat inap, 16 pasien rawat jalan. Sementara gizi buruk dilaporkan sebanyak delapan pasien dengan rincian dua pasien rawat inap, lima pasien rawat jalan, dan satu pasien meninggal dunia. fdl/cit/E-3

Baca Juga: