Persediaan vaksin untuk anak sangat mencukupi, bahkan menumpuk. Hal ini karena penyelenggaraan vaksinasi di sejumlah daerah berjalan tersendat.

JAKARTA - Tenaga kesehatan bidan siap mengakselerasi vaksinasi Covid-19 untuk anak. Sebanyak 53.000 bidan sudah dilatih dan mendapat sertifikasi untuk vaksinasi. Demikian disampaikan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, kepada Koran Jakarta, Jumat (17/12).

"Kami sudah melatih 53.000 bidan desa. Mereka sudah tersertifikasi untuk vaksinasi," ujarnya. Dia menyebut, sampai akhir tahun, para bidan tersebut telibat dalam 4,6 juta penyuntikan dosis vaksin. Hasto memastikan, kerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan digencarkan untuk mendapat alokasi vaksin khusus anak.

Selain itu, penyuluh BKKBN di tingkat daerah akan dilibatkan untuk mempercepat vaksinasi Covid-19 buat anak-anak. "Kalau vaksin anak digelorakan terus di mana-mana, tim penyuluh BKKBN akan membantu menggerakkan keluarga-keluarga yang punya anak kecil," tandasnya.

Sementara itu, Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengungkapkan, kebutuhan nasional vaksinasi anak-anak usia 6-11 adalah 26,7 juta. Dengan memperhitungkan dua kali vaksinasi setiap anak, maka dibutuhkan sekitar 58 juta dosis.

Menurut Dante, target tersebut belum termasuk anak-anak yang usianya menginjak 12 tahun. Mereka memerlukan 9,9 juta dosis. "Ini sudah kita antisipasi dan sudah siapkan. Sekarang sudah tersedia 6,4 juta dosis vaksin," jelasnya.

Dia menerangkan, vaksin yang digunakan untuk anak-anak adalah Sinovac. Hal ini atas rekomendasi dari ITAGI dan rekomendasi BPOM. "Kementerian Kesehatan akan terus mengakselerasi vaksinasi, termasuk dengan memulai vaksinasi untuk anak usia 6-11 tahun," katanya.

Daerah Percepat
Dante berharap, kegiatan vaksinasi anak usia 6-11 yang sudah berjalan di beberapa kota, dapat terus terlaksana secara sinergi dan berkelanjutan. Dia minta semua pihak dapat mendukung dan menyukseskan vaksinasi tersebut. "Mudah-mudahan dengan vaksinasi, anak-anak lebih sehat dan bisa lebih terjamin untuk terhindar infeksi Covid-19 dalam proses belajar mengajar di sekolah secara langsung," tandasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IX DPR Charles Honoris, mendesak seluruh kepala daerah bergerak cepat melakukan vaksinasi anak berusia 6-11 guna memberi perlindungan optimal kepada bocah. Selain itu, juga untuk mencegah penularan varian baru Omicron yang sudah mulai masuk Indonesia.

"Apalagi, persediaan vaksin untuk anak sangat mencukupi, bahkan menumpuk. Hal ini karena penyelenggaraan vaksinasi di sejumlah daerah berjalan tersendat," katanya. Maka, dia mendesak
kepala daerah yang angka vaksinasinya masih rendah segera mempercepat, termasuk untuk anak-anak.

Charles berharap, vaksinasi anak bisa berjalan dengan baik, sehingga bisa bocah segera mendapat perlindungan optimal dari serangan Covid-19. Charles juga mengimbau masyarakat tidak perlu panik terhadap varian Omicron.

"Kalau kita lihat data awal, varian Omicron memiliki tingkat penularan jauh lebih tinggi. Namun, Presiden sudah menyampaikan, tidak terlalu panik karena data awal menunjukkan, kalaupun Omicron sangat menularkan, belum tentu lebih mematikan dari varian-varian lain sebelumnya," ujar Charles.

Baca Juga: