Vaksin dosis keempat disarankan menggunakan jenis mRNA, antara lain Pfizer, Moderna, dan Novavac.

JAKARTA - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 melaporkan sebanyak 50.857 pasien tengah dalam perawatan medis, menurut data yang dihimpun di Jakarta, Rabu (3/8). Dalam data tersebut terdapat peningkatan jumlah kasus aktif harian yakni 1.809 pasien.

Hal itu seiring dengan meningkatnya kasus konfirmasi positif harian Covid-19 per hari ini terhadap 6.167 orang. Sehingga, total kasus konfirmasi positif Covid-19 hingga kini di seluruh Indonesia menjadi 6.222.788 orang.

Seperti dikutip dari Antara, DKI Jakarta dan Jawa Barat masih mencatat angka kasus konfirmasi positif di atas 1.000 orang. Sementara itu terdapat peningkatan jumlah pasien yang telah sembuh sebanyak 4.340 orang.

Meninggal dunia akibat Covid- 19 bertambah 18 orang, sehingga 157.046 orang telah menjadi korban jiwa akibat paparan virus tersebut. Jumlah penyintas Covid-19 di seluruh Indonesia pada hari ini tercatat 6.014.885 orang. Positivity rate spesimen harian sebesar 10,27 persen dan positivity rate orang harian sebesar 10,25 persen.

Sebanyak 122.536 spesimen tes Covid-19 dalam pemeriksaan tenaga kesehatan dan 7.595 orang dalam pengawasan sebagai suspek. Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman, menyarankan vaksin dosis keempat menggunakan jenis mRNA. Adapun vaksin jenis tersebut, antara lain Pfizer, Moderna, dan Novavac.

"Berdasarkan riset terakhir, yang layak dan tepat untuk dosis keempat adalah mRNA," ujar Dicky. Dicky menjelaskan berdasarkan riset, ketiga vaksin tersebut efektif menghadapi Covid-19 subvarian Omicron.

Menurutnya, pemerintah harus mengupayakan ketersediaan ketiga jenis vaksin tersebut. "Di luar itu, saya tidak rekomendasikan, berbasis data riset," tambahnya. Lebih lanjut, Dicky mendukukung langkah pemerintah mengadakan vaksinasi dosis keempat. Meski masih untuk tenaga kesehatan, tapi hal tersebut penting agar masyarakat mendapat layanan kesehatan yang prima di tengah peningkatan kasus Covid-19.

Kelompok Rentan

Dia mendorong agar pemerintah juga menyasar kelompok rentan seperti lansia dan pengidap komorbid. Menurutnya, jangan sampai di tengah pandemi banyak korban berjatuhan di tengah.

"B.A 5 terbukti serius dan bisa membebani rumah sakit. Di Australia sudah ada imbauan untuk lansia dan komorbid vaksinasi dosis keempat," tandasnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu, mengatakan pihaknya sudah mengimbau Dinas Kesehatan dan pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan untuk melaksanakan vaksinasi dosis keempat atau booster kedua bagi SDM kesehatan.

Vaksin yang dapat digunakan untuk dosis booster ke-2 ini adalah vaksin Covid-19 yang telah mendapatkan Persetujuan Penggunaan dalam Kondisi Darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). "Juga memperhatikan ketersediaan vaksin yang ada," imbuhnya.

Maxi menjelaskan pemberian vaksinasi Covid-19 dosis booster kedua tersebut diberikan dengan interval enam bulan sejak vaksinasi dosis booster pertama. Hal tersebut mempertimbanhkan efektivitas vaksin yang menurun.

"Vaksinasi Covid-19 dosis booster ke-2 bagi SDM kesehatan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan dan atau di pos pelayanan vaksinasi Covid- 19," katanya.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyampaikan pemberian vaksin Covid-19 dosis keempat atau booster kedua untuk masyarakat menunggu cakupan vaksinasi booster pertama mencapai hingga 50 persen dari target sasaran. "Untuk masyarakat tunggu dulu, prioritas kita saat ini vaksin booster pertama," ujar Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril.

Baca Juga: