Pertemuan sosial memang memainkan peran utama dalam libur akhir tahun, entah itu Natal atau merayakan pergantian tahun itu sendiri. Walau identik dengan keramaian, liburan ternyata juga bisa menimbulkan perasaan kesepian. Tak sedikit orang yang merasa kesepian sekalipun ia dikelilingi banyak orang.
Survei tahun 2017 oleh AARP atau yang sebelumnya dikenal dengan nama American Association of Retired Persons menemukan bahwa 31 persen orang dewasa berusia 18 tahun ke atas merasa kesepian selama liburan.
Penting diingat bahwa kesepian berbeda dari kesendirian. Kesepian bersifat subjektif, sehingga seseorang mungkin merasa terisolasi sekalipun ia dikelilingi oleh teman dan keluarganya ketika waktu liburan tiba.
"Setiap orang kesepian dari waktu ke waktu, dan masuk akal bahwa, bagi sebagian orang, perasaan ini memuncak di sekitar liburan, ketika harapan semakin tinggi," kata Julianne Holt-Lunstad, seorang profesor psikologi dan ilmu saraf di Universitas Brigham Young, Amerika Serikat (AS), seperti dikutip dari The New York Times.
Kabar baiknya, banyak cara yang bisa dilakukan untuk membantu diri sendiri melewati rasa dan meringankan rasa kesepian. Berikut lima langkah yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi kesepian:
1. Mengikuti kegiatan volunteer
Berbicara kepada The New York Times, profesor komunikasi di University of Arizona, AS, Kory Floyd mengatakan menjadi volunteer atau sukarelawan terbukti dapat melawan stres dan gejala depresi dan sangat efektif dalam mengurangi perasaan terisolasi.
"Anda berfokus pada kegembiraan dan kenyamanan yang dapat Anda berikan kepada orang lain," tambahnya.
Senada, Holt-Lunstad menuturkan melakukan kebaikan terhadap tetangga, seperti mengantar belanjaan, menyirami tanaman mereka atau sekadar mengobrol sebentar, dapat membantu orang merasa tidak terlalu kesepian.
"Hal-hal kecil ini saja sudah cukup untuk menunjukkan perbaikan kecil dalam kesepian," katanya.
2. Mengasah kreativitas
Holt-Lunstad menuturkan ekspresi kreatif seperti melukis, bermain alat musik atau membuat suatu kerajinan terbukti bisa mengurangi berkurangnya kesepian. Sebuah studi baru-baru ini menemukan bahwa selama pandemi Covid-19, orang melaporkan merasa tidak terlalu kesepian pada hari-hari ketika mereka lebih kreatif dari biasanya, bahkan jika mereka melakukan aktivitas kreatif itu seorang diri.
Jika kreativitas tidak datang secara alami, Holt-Lunstad menyarankan kamu untuk menghabiskan waktu bersama orang lain yang melakukan hal-hal kreatif seperti menghadiri konser.
3. Mengubah perspektif
Pada beberapa kasus, kesepian dapat timbul dari rasa kecewa atas harapan atau ekspektasi liburan yang gagal dicapai. Atas dasar itu, Floyd menyarankan untuk mengubah perspektif negatif yang kamu miliki tentang suatu hal.
Misalnya, alih-alih memikirkan mereka yang tidak hadir dalam acara kumpul-kumpul keluarga, sebaiknya kamu berkonsentrasi untuk menghargai orang-orang yang hadir.
Hal ini disebut Holt-Lunstad bisa membantu seseorang memusatkan pikirannya pada apa yang mereka miliki daripada kekurangan. Untuk memulainya, coba tuliskan apa yang kamu syukuri, atau beri tahu seseorang bahwa kamu menghargai kehadiran mereka.
"Biarkan orang tahu betapa berartinya mereka bagi Anda," katanya.
4. Memanfaatkan waktu sendiri
Walau rasa kesepian bisa saja terjadi di keramaian, kesendirian juga bisa menyebabkan perasaan ini. Jika kamu terpaksa menghabiskan lebih banyak waktu sendiri dari yang dirimu inginkan, berusahalah untuk melakukan kegiatan yang kamu sukai dengan waktu itu.
"Ubah pengalaman kesendirian menjadi sesuatu yang positif," kata Floyd.
5. Berdamai dengan rasa kesepianmu
Salah satu bagian tersulit dari merasa kesepian di sekitar liburan adalah perasaan bahwa kamu adalah satu-satunya orang yang berada di posisi itu, dan itu tidak benar.
Semua ahli yang diwawancarai The New York Times untuk laporan ini mengatakan, akan sangat membantu untuk mengingatkan diri sendiri bahwa itu tidak benar.
Sementara strategi mengubah perspektif menumbuhkan rasa syukur dan bisa membantu mengurangi kesepian dan kesedihan, penting juga untuk tidak menyangkal perasaanmu.
"Liburan adalah saat kita merenungkan hubungan yang hilang," kata Prof Floyd merujuk pada rasa rindu terhadap seseorang yang telah meninggal dunia, atau anggota keluarga yang tidak lagi kamu hubungi.
"Saya pikir apa yang bisa menghibur kita, sebagai manusia, adalah membiarkan diri kita merasakan kerinduan dan kehilangan bahkan kesepian," lanjutnya.