SEMARANG - Sebanyak 300 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19, hasil tracing dari tiga perusahaan di Kota Semarang. Kasus dari klaster ini tidak seluruhnya warga Semarang, ada juga dari luar kota. Dari warga Semarang, terbanyak di wilayah Semarang Utara dan Genuk.

"Di perusahaan A sebetulnya banyak luar kota, tapi yang di perusahaan C paling banyak dari Kota Semarang," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang, Abdul Hakam dalam pernyataan tertulisnya, di Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (8/7).

Menurut Hakam, indeks kasus klaster ini berawal dari penelusuran Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di rumah sakit yang ternyata bekerja di perusahaan tersebut. Jadi, awal-awalnya penularan dari rumah atau kos-kosan. Kemudian, dia kerja di pabrik menularkan yang lain. Ada yang sebagian PDP, cuma hampir 99 persen orang tanpa gejala (OTG).

Kebanyakan dari kasus baru klaster perusahaan itu melakukan isolasi mandiri di tempat tinggalnya maupun difasilitasi oleh perusahaan. Namun, ada juga yang di rumah dinas Wali Kota Semarang. "Hasil tracing perusahaan isolasi mandiri, difasilitasi perusahaan dan di Rumah Dinas Wali Kota," ujarnya.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan drastisnya kenaikan kasus Covid-19 ini berasal dari klaster industri atau perusahaan. Pria yang akrab disapa Hendi ini menyebut, tambahan dari klaster ini ada 33 persen.

"Lonjakan dari industri itu capai 33 persen. 500-600, tiba-tiba 800. Cukup tinggi. Klaster besar. Ini kami jadikan fokus. Ada garmen, BUMN, migas. Ada yang pelabuhan," ujarnya. mar/N-3

Baca Juga: