Selama 2017, laba Waskita Karya mencapai 4,2 triliun rupiah, laba Adhi Karya mencapai 517,06 miliar rupiah, dan laba Wijaya Karya sebesar 1,36 triliun rupiah.

JAKARTA - Sebanyak tiga badan usaha milik negara (BUMN) yang tercatat sebagai emiten di sektor konstruksi, yakni PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) sepanjang tahun 2017 membukukan kinerja positif. Hal ini didorong oleh pertumbuhan pendapatan dan meningkatnya jumlah dan kualitas proyek-proyek yang dikerjakan perusahaan. "Kami mengapresiasi tiga BUMN Karya ini, khususnya jajaran manajemen dan seluruh pekerja yang telah bekerja keras mengembangkan perusahaan, sekaligus mewujudkan target pembangunan infrastruktur sebagai proyek strategis nasional," kata Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan Kementerian BUMN, Ahmad Bambang, di Jakarta, Senin (26/3).

Selama 2017, laba Waskita Karya mencapai 4,2 triliun rupiah, laba Adhi Karya mencapai 517,06 miliar rupiah, dan laba Wijaya Karya sebesar 1,36 triliun rupiah. Meski begitu, Ahmad Bambang menegaskan pertumbuhan yang cepat dan tinggi, harus pula diimbangi dengan kesiapan organisasi dan sistem pendukungnya, yang keduanya berujung pada kesiapan sumber daya manusia (SDM).

Aspek Manusia

Selain itu, imbuh Ahmad, aspek kualitas hasil kerja serta keselamatan kerja harus dijadikan prioritas utama, sebagaimana aspek kesehatan dan kelestarian lingkungan. Selain itu, penataan manajemen QHSE (quality, health, safety & environment) mutlak diperlukan agar dapat segera berproses dan menjadi budaya kerja korporat. "Profit tinggi harus diimbangi dengan kepedulian yang tinggi terhadap aspek manusia baik pekerja maupun pengguna jasa dan masyarakat pada umumnya, serta aspek lingkungannya. Karena keselarasan profit, people, planet inilah yang akan menjamin daya kebersinambungan (sustainability) perusahaan," tegas Ahmad Bambang. Berdasarkan laporan tahunan tahun 2017 yang telah diaudit, laba Waskita tumbuh 132,04 persen dari 1,81 triliun rupiah pada 2016 menjadi 4,2 triliun rupiah pada 2018.

Pendapatan usaha meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan 2016, menjadi sebesar 45,21 triliun rupiah. Total aset perseroan pun melonjak signifikan menjadi 97,89 triliun rupiah atau 59,35 persen dari posisi sebelumnya yang sebesar 61,43 triliun rupiah. Adapun Adhi Karya mencatat pertumbuhan laba sepanjang 2017 sekitar 64,09 persen atau menjadi 517,06 miliar rupiah, dibandingkan capaian tahun sebelumnya sebesar 315,11 miliar rupiah. Pendapatan usaha perseroan ini meningkat dari perolehan tahun sebelumnya 11,13 triliun rupiah menjadi 15,39 triliun rupiah yang didorong pendapatan segmen jasa konstruksi yang naik 41 persen menjadi 13 triliun rupiah dari sebelumnya 9,2 triliun rupiah pada tahun 2016.

Sementara itu, Wijaya Karya juga berhasil membukukan laba sebesar 1,36 triliun rupiah pada tahun 2017. Penjualan perseroan mencapai 26,18 triliun rupiah atau meningkat 63,12 persen dibandingkan penjualan tahun 2016. Peningkatan laba tahun 2017 hampir dua kali lipat dari nilai laba tahun 2015 yang berada pada kisaran 675 miliar rupiah, dan lebih tinggi dari laba 2016 yang mencapai 1,15 triliun rupiah. Pendapatan perusahaan pada tahun 2017 naik 63,12 persen menjadi 26,18 triliun rupiah, dari 16,05 triliun rupiah pada 2016. Ant/AR-2

Baca Juga: