Beberapa perusahaan raksasa dunia bahkan telah menyatakan investasinya di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang. Kawasan industri yang terletak di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, disiapkan pemerintah sebagai kawasan pengembangan baterai kendaraan listrik di Indonesia. Tujuan utama KIT Batang sendiri adalah membangun sebuah ekosistem kendaraan listrik yang besar di Indonesia mencakup produksi dari hulu sampai ke hilir.

LG Energy Solution misalnya, perusahaan perusahaan dari LG Group itu akan menempati lahan seluas 275 hektar untuk menerapkan teknologi terbaru konsorsium LG.Perusahaan teknologi dan komunikasi asal Korea Selatan itu masuk ke dalam pengembangan KIT Batang tahap kedua untuk merealisasikan rencana investasi industri baterai listrik terintegrasi. Total investasi untuk pembangunan pabrik komponen baterai kendaraan listrik itu bahkan mencapai Rp142 triliun.

Tak hanya LG, Foxconn atau Hon Hai Precision Industry Co. Ltd. juga akan merealisasikan investasi dalam ekosistem baterai listrik di Indonesia mulai dari pembuatan baterai listrik hingga ke pengembangan industri kendaraan listrik roda empat, kendaraan listrik roda dua dan bus listrik. Adapun nilai total investasi dalam proyek-proyek tersebut diperkirakan akan mencapai 8 miliar dolar AS atau sekitar Rp114 triliun. Pemkab Batang sendiri telah menyiapkan lahan seluas 200 hektar sebagai lokasi pabrik Foxconn.

KIT Batang dikelola dan dimiliki oleh Konsorsium BUMN dan Perumda, yang terdiri dari PT Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero), PT PP (Persero) Tbk, PT Perkebunan Nusantara IX (Persero), dan Perumda Batang.

Memiliki luas lahan sekitar 4.300 hektar, pembangunan KIT Batang akan dikembangkan menjadi 3 klaster yang dibagi menurut klasifikasi industri. Klaster pertama seluas 3.100 hektare diperuntukan bagi industri manufaktur, makanan dan minuman, pergudangan, garmen, mebel, otomotif, baterai tekstil dan industri kimia. Klaster dua dengan luas 800 hektare untuk industri makanan dan minuman, teknologi informasi dan komunikasi, serta elektronik dan pergudangan. Sementara klaster tiga seluas 400 hektare akan disiapkan bagi penelitian dan pengembangan, serta industri komersial lainnya.

KIT Batang sendiri diperkirakan akan mampu menyerap 287 ribu tenaga kerja dari Kabupaten Batang sampai 2031. Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kabupaten Batang, Suprapto, menjelaskan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) itu setidaknya akan membutuhkan sekitar 10 ribu sampai 15 ribu tenaga kerja pada tahun 2023 dan 2024 sehingga kini pihaknya tengah menginventarisasi calon tenaga kerja yang memiliki kompetensi sesuai kebutuhan di KIT Batang.

"Kita lagi intens melakukan koordinasi dan komunikasi dengan pengelola KIT Batang. Yang jelas kita lagi berusaha mengutamakan orang Batang dulu. Karena kita sudah ada regulasi Perbup 42/2021 yang mengutamakan warga Batang terserap di perusahaan KIT Batang," jelas Suprapto seperti dikutip dari laman Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batang.

Ia juga mengatakan Disnaker Kabupaten Batang akan menyiapkan Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Batang seluas 2,4 hektare, lantaran BLK yang dimiliki saat ini sudah tidak layak digunakan. Langkah ini diambil Suprapto untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja yang selama ini masih menjadi pokemon bagi Pemkab Batang. Tak hanya itu, Pemkab Batang juga akan turut menggelar pelatihan yang dikerjasamakan dengan perusahaan maupun stakeholder terkait.

"Upaya kita sekarang lagi menyiapkan sarana prasarana Balai Latihan Kerja (BLK). Karena yang kita punya sekarang tidak layak dan harus direvitalisasi," ungkapnya.

Baca Juga: