YOGYAKARTA - Keberadaan Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) di Kabupaten Kulon Progo, diperkirakan belum banyak berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Karenanya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DIY terus berupaya mengoptimalkan potensi perekonomian di Kulon Progo.

Pemprov DIY memproyeksikan pertumbuhan ekonomi daerahnya pada 2019 sebesar 6,1 persen, lebih rendah dari asumsi sebelumnya sebesar 6,2 persen. "Investasi di Bandara YIA pada 2019 tidak sebesar ketika di awal pembangunan, padahal sumbangan konstruksi bandara pada pertumbuhan DIY cukup tinggi," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DIY, Budi Wibowo, Rabu (14/6).

Budi berharap masyarakat Kulon Progo bisa memanfaatkan keberadaan bandara untuk mengungkit pertumbuhan ekonomi mereka. Tanpa kreativitas, bandara YIA hanya akan meningkatan kunjungan ke Yogya dan Borobudur sedangkan masyarakat Kulon Progo sendiri kurang mendapat manfaatnya.

Pemerintah pusat dan Pemda DIY saat ini tengah menyiapkan program untuk mengejar pertumbuhan ekonomi di sekitar bandara YIA yang kebetulan Kulon Progo adalah penyumbang kemiskinan terbesar di DIY. Tingkat ketimpangan DIY juga disumbang oleh Kulon Progo.

"Kita berencana membuat airport city serta aerotropolis di kecamatan Temon Kabupaten Kulon Progo. Layanan Perkeretaapian bandara YIA serta pengembangan sistem penyediaan air minum regional juga menjadi skala prioritas pemerintah," jelas Budi.

Tumbuh Melambat

Seperti diketahui, perekonomian DIY tumbuh melambat pada triwulan II-2019. Data terbaru menunjukkan ekonomi DIY sepanjang April- Juni 2019 tumbuh 6,80 persen dibandingkan periode sama tahun lalu (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan I-2019 sebesar 7,51 persen. "Saat ini driver utama yang stabil bagi pertumbuhan DIY masih didominasi konsumsi rumah tangga.

Untuk ke depan dalam jangka menengah kita harus menjaga agar pertumbuhan konsumsi rumah tangga tetap tinggi. Namun karena sifatnya yang sangat rentan maka dalam jangka panjang kita harus mendorong sektor lain yaitu sektor non konsumsi menjadi driver ekonomi DIY," ungkap Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY Hilman Tisnawan di Yogyakarta, Kamis (8/8).

Hilman menyampaikan, industri jasa perlu lebih didukung, yakni pariwisata dan industri kreatif. Model pengembangan community based tourism perlu didorong guna mendorong inklusivitas. Industri kreatif perlu didorong pengembangannya dengan berbagai upaya, baik melalu regulasi maupun menciptakan ekosistemnya.

YK/E-10

Baca Juga: