JAKARTA - Industri pelayaran nasional optimistis terhadap prospek bisnis tahun depan. Pelayaran dinilai stabil, kendati beberapa sektor pelayaran dinilai masih belum menunjukkan tren menggembirakan pada tahun depan.
Ketua Umum DPP Indonesian National Shipowners' Association (INSA), Carmelita Hartoto mengatakan kondisi pelayaran offshore (lepas pantai) belum benar-benar menggeliat tahun depan. Hal ini disebabkan harga minyak dunia belum berada pada level yang diharapkan.
"Sejak turunnya harga minyak dunia, banyak aktivitas kontrak kerja sama (K3S) yang ditinjau kembali, atau bahkan distop. Akibatnya, penggunaan kapal offshore juga mengalami renegoisasi atau disetop. Dan hingga saat ini, belum terlihat geliat offshore pada tahun depan, karena harga minyak belum menunjukkan level ideal untuk dilakukan aktivitas pengeboran kembali," kata Carmelita di Jakarta, Selasa (21/11).
Dia menambahkan dinamika bisnis juga terjadi pada sektor pelayaran muatan cair. Prospek sektor pelayaran muatan cair lebih pada angkutan ekspor ketimbang angkutan domestik. Terutama pada muatan crude palm oil (CPO) yang disebabkan produsen lebih memilih ekspor ketimbang domestik. Sebagai gambaran, kata Carmelita, dari sumber media yang ada, terjadi kenaikan nilai ekspor CPO karena adanya penaikan harga CPO global pada 2016. Dia juga menegaskan s e c a r a umum bisnis p e - l a - yaran nasional pada tahun depan cukup stabil, terutama pada pelayaran domestik.
"Misalnya, pada angkutan batubara curah yang sudah mulai membaik. Armada jenis tongkang dan tug boat saat ini tidak ada lagi yang idle atau menganggur. Bahkan, cenderung mengalami kekurangan kapal pada saat ini," katanya.
Dampak Pembangunan
Semetara itu, Sekretaris Umum DPP INSA Budhi Halim mengatakan adanya peningkatan muatan angkut sebagai dampak dari gencarnya pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah, khususnya di wilayah timur Indonesia. Kapal jenis ini mendapat permintaan melakukan pengiriman batu, beton, pasir, semen dan lainnya.
"Bisnis kapal tongkang juga semakin menggeliat, yang disusul peningkatan permintaan pengiriman batubara," katanya.
Di sisi lain, kata Budhi, angkutan general kargo dan kontainer juga relatif stabil, karena pada sektor pelayaran ini sangat bergantung pada naik dan turunnya demand masyarakat dan kondisi ekonomi nasional, yang tumbuhsebesar 5,01 persen pada triwulan I dan II 2017. Selain itu, didorong konsistensi pemerintah menggenjot pembangunan infrastruktur nasional. mza/E-10