BAIKONUR - Dua kosmonot Rusia dan seorang astronot Amerika berlabuh di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada Jumat (15/9) setelah lepas landas. Misi antariksa itu berlangsung di tengah meningkatnya ketegangan antara Moskow dan Washington mengenai Ukraina.

Jumat pagi, kosmonot Roscosmos Oleg Kononenko dan Nikolai Chub serta astronot NASA Loral O'Hara lepas landas dari kosmodrom Baikonur di Kazakhstan dengan menggunakan pesawat ruang angkasa Soyuz MS-24.

Para kru berlabuh di ISS tiga jam kemudian, kata badan antariksa Rusia.

Di stasiun yang mengorbit, ketiganya akan bergabung dengan tiga orang Rusia, dua orang Amerika, seorang astronot Jepang dan perwakilan Badan Antariksa Eropa.

Peluncuran tersebut terjadi setelah misi ke Bulan pertama Rusia dalam hampir 50 tahun gagal pada bulan lalu.

ISS adalah tempat langka untuk kerja sama antara Amerika Serikat dan Rusia, yang hubungannya terputus setelah Moskow melancarkan serangannya di Ukraina tahun lalu.

Kononenko menyinggung ketegangan tersebut selama konferensi pers pra-penerbangan pada Kamis. Ia mengatakan bahwa "tidak seperti di Bumi", kosmonot dan astronot saling menjaga satu sama lain di luar angkasa.

"Kami mendengar satu sama lain di sana, dan kami memahami satu sama lain, dan kami sangat sensitif terhadap hubungan kami," katanya."Kami selalu menjaga satu sama lain."

ISS

O'Hara memuji "warisan" stasiun ruang angkas tersebut dan mengatakan bahwa stasiun tersebut telah menyatukan negara-negara.

"Saya bersemangat untuk naik ke kapal dan melihat kru yang menunggu kami," tambahnya.

Kononenko (59) dan Chub (39) dijadwalkan menghabiskan waktu satu tahun di ISS. Sementara O'Hara (40) menghabiskan waktu enam bulan di luar angkasa. Itu adalah misi luar angkasa pertama bagi O'Hara dan Chub.

Chub mengatakan bahwa bepergian ke luar angkasa adalah "impian masa kecilnya" dan dia telah mendedikasikan "seluruh hidupnya" untuk mencapai tujuan tersebut.

Ketiganya menggantikan Dmitry Petelin dan Sergey Prokopyev dari Rusia, serta astronot NASA Frank Rubio, yang telah menghabiskan satu tahun di ISS.

Meskipun ketiganya seharusnya kembali pada bulan Maret, misi mereka harus diperpanjang setelah kapal mereka, Soyuz MS-22, mengalami kebocoran cairan pendingin menyusul kerusakan yang diduga disebabkan oleh meteoroid kecil.

Mereka sekarang akan kembali ke Bumi dengan MS-23, menurut Roscosmos.

Presiden Rusia Vladimir Putin berupaya memperkuat kerja sama antariksa dengan Tiongkok seiring dengan meningkatnya kecaman dan sanksi Barat atas serangan Moskow di Ukraina.

Pada Rabu, Putin menjamu pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di pelabuhan antariksa Vostochny yang baru di wilayah Timur Jauh Rusia. Keduanya membahas kemungkinan pengiriman warga Korea Utara ke luar angkasa.

Bulan lalu, modul Luna-25 Rusia jatuh di permukaan Bulan setelah insiden saat melakukan manuver pra-pendaratan, yang sangat memalukan bagi Moskow.

Misi tersebut dimaksudkan untuk menandai kembalinya Rusia melakukan eksplorasi Bulan secara mandiri di tengah kesulitan keuangan dan skandal korupsi, serta semakin terisolasinya negara tersebut dari Barat.

Moskow terakhir kali mendaratkan wahana di Bulan pada tahun 1976, sebelum beralih dari eksplorasi bulan ke misi ke Venus dan membangun stasiun luar angkasa Mir.

Baca Juga: