BOGOTA - Conference of the Parties ke 16 (COP16) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang keanekaragaman hayati, yang merupakan puncak perlindungan alam terbesar di dunia, secara resmi dimulai pada Senin (21/10) di Kota Cali, Kolombia.

Delegasi dari 196 negara akan membahas cara untuk memperoleh lebih banyak pendanaan untuk keanekaragaman hayati serta menghasilkan mekanisme untuk partisipasi yang lebih langsung dari masyarakat adat, di antara isu-isu lingkungan penting lainnya.

Para pemimpin dunia, aktivis, organisasi non-pemerintah, pemimpin bisnis, kelompok masyarakat adat, dan peneliti akan hadir dalam konferensi yang akan berlangsung hingga 1 November tersebut.

Dalam acara pembukaan pada Minggu (20/10), Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mendorong para delegasi untuk berdamai dengan alam dan bekerja untuk menyelamatkan spesies yang terancam punah serta melestarikan ekosistem planet.

Guterres mendesak investasi yang signifikan dalam Dana Kerangka Keanekaragaman Hayati Global yang dibentuk tahun lalu, serta komitmen untuk memobilisasi sumber pendanaan publik dan swasta lainnya.

"Orang-orang yang mengambil keuntungan dari alam harus berkontribusi pada perlindungan dan pemulihannya," kata Guterres dalam pesan video yang disampaikan kepada para peserta konferensi, yang berada dalam tingkat kewaspadaan tinggi setelah kelompok pemberontak yang membangkang mengancam akan mengganggu acara tersebut.

Sebagai negara dengan keanekaragaman hayati kedua terbesar di dunia, Kolombia memainkan peran penting dalam tata kelola lingkungan global.

Promosikan Konservasi

Di bawah kepemimpinan Presiden Kolombia, Gustavo Petro, Kolombia telah mempromosikan konservasi, melindungi ekosistem yang terancam, dan menjaga keanekaragaman hayati.

Pada Minggu, Petro menyerukan kekuatan global untuk mendukung rencana aksi utang untuk iklim.

"Kita perlu mengubah sistem keuangan global. Sangat penting untuk mengurangi utang untuk aksi iklim, memungkinkan negara-negara berkembang mengurangi risiko ekonomi sambil melindungi keanekaragaman hayati," ujarnya.

Sekitar 12.000 delegasi dari hampir 200 negara, termasuk 140 pemimpin dunia diharapkan hadir dalam konferensi ini.

Konvensi tentang Keanekaragaman Hayati telah diratifikasi oleh 196 negara pada tahun 1992 dengan tujuan untuk konservasi dan penggunaan berkelanjutan keanekaragaman hayati.

Upaya mobilisasi pendanaan senilai miliaran dollar AS untuk pelestarian alam menggema kuat dalam KTT Keanekaragaman Hayati COP16 di Cali, Colombia.

Presiden COP16 yang juga Menteri Lingkungan Kolombia, Susana Muhamad, mengatakan tidak ada waktu lagi untuk menyia-nyiakan planet Bumi. "Kita semua sepakat bahwa kita kekurangan dana untuk misi ini," kata Muhamad dalam pertemuan tersebut, sebagaimana dilansir Reuters.

Ada berbagai macam agenda yang perlu dicapai agar COP16 dianggap sukses. Beberapa agenda tersebut, tambah dia, yakni menginventarisasi janji konservasi keanekaragaman hayati negara-negara, meningkatkan pelibatan masyarakat adat dalam keputusan konservasi, dan menyepakati cara bagi negara-negara untuk membayar pembagian materi genetik.

Dua tahun sebelumnya, pada 2022, negara-negara mengadopsi perjanjian penting yakni Global Biodiversity Framework (GBF) Kunming-Montreal. Perjanjian tersebut berisi daftar 23 tujuan untuk membantu menghentikan kerusakan alam pada 2030.

Baca Juga: