Vaksinasi dosis booster melindungi hingga 90 persen terhadap rawat inap dibandingkan dari yang tidak divaksin sama sekali.

JAKARTA - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 melaporkan penerima vaksin Covid-19 dosis ketiga atau booster (penguat) bertambah 530.547 orang di Indonesia, sehingga total menjadi 16.005.165 orang hingga Jumat (18/3).

Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 yang diterima di Jakarta, Jumat (18/3), sebanyak 718.563 orang menerima vaksin dosis kedua atau lengkap pada hari ini sehingga jumlah keseluruhan menjadi 153.448.151 orang.

Vaksinasi Covid-19 dengan dosis pertama bertambah 301.391 orang sehingga total mencapai 194.437.519 orang hingga sekarang.

Meskipun telah mendapat vaksin Covid-19, masyarakat diimbau untuk selalu menerapkan protokol kesehatan, yakni menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas.

Sebelumnya, Satgas melaporkan kasus positif Covid-19 bertambah sebanyak 9.528 orang di Indonesia pada Jumat sehingga total mencapai 5.948.610 orang.

Kasus sembuh Covid-19 bertambah 25.827 orang sehingga jumlah keseluruhan mencapai 5.549.220 orang, kasus meninggal bertambah 199 orang sehingga total menjadi 153.411 orang hingga saat ini.

Standar Antibodi

Sementara itu, Guru Besar Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Amin Soebandrio mengatakan hingga saat ini belum ada penetapan standar antibodi ideal untuk menangkal risiko penularan SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

"Kita belum punya standar terkait antibodi. Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) belum tentukan kadar antibodi yang dibutuhkan untuk melindungi orang dari infeksi," kata dia dalam acara bincang-bincang secara virtual yang diikuti dari YouTube BNPB di Jakarta, Jumat.

Amin mengatakan kadar antibodi yang tinggi tidak menjamin perlindungan secara utuh bagi seseorang dari risiko penularan Covid-19, sebab seseorang yang sudah divaksinasi dosis ketiga pun masih ada yang mengalami reinfeksi.

"Kita beranggapan yang kadar antibodinya tinggi sekali akan melindungi. Tapi dengan kadar antibodi yang tinggi pun masih dapat terinfeksi kembali," katanya.

Namun, saat ini berbagai cara mengukur antibodi sudah tersedia dengan alat penilaian yang juga beragam. Beberapa orang yang divaksinasi sudah ada yang diukur kadar bodinya sesuai masing-masing jenis vaksin.

"Vaksin booster (penguat) memiliki kadar antibodi yang dapat meningkat sampai empat ribu unit, ada juga yang cuma sekitar 1.700 unit," katanya.

Ia mengatakan situasi reinfeksi tidak hanya dipengaruhi faktor kadar antibodi. "Kita harus tahu, kadar antibodi yang tinggi juga disertai hal lain. Apakah cukup empat ribu unit saja peningkatan kadar antibodi atau mungkin 1.000 saja cukup untuk melindungi seseorang," katanya.

Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia, Iris Rengganis mengimbau masyarakat untuk tidak pilih-pilih jenis vaksin saat mengikuti vaksinasi. Vaksin masih terbukti memberi perlindungan terhadap varian Omicron yang saat ini mendominasi di Indonesia.

"Saat ini vaksinasi lengkap melindungi 57 persen terhadap rawat inap dan yang booster terlindungi 90 persen terhadap rawat inap dibandingkan dari yang tidak divaksin," katanya.

Demikian pula pada kematian, katanya, perlindungan vaksin dosis lengkap mencapai 29 persen dan perlindungan tiga dosis mencapai 95 persen dibandingkan yang belum divaksin.

Baca Juga: