ICU Infeksi RSPAL dr Ramelan berkapasitas 50 tempat tidur dan HCU dengan kapasitas 20 tempat tidur lengkap dengan sarana pendukung.

JAKARTA - PT Bio Farma Persero sedang memproses pendistribusian 15 juta dosis vaksin jadi dari produsen Sinovac yang diterima Indonesia, pada Agustus 2021, melalui skema bilateral maupun hibah dari negara sahabat.

"Untuk vaksin dari Sinovac sudah diterima Bio Farma pada Jumat (13/8) dan Senin (16/8) masing-masing lima juta dosis serta bantuan dari Kerajaan Belanda lima juta dosis," kata Sekretaris Perusahaan sekaligus Juru Bicara Covid-19 Bio Farma, Bambang Heriyanto, melalui pesan singkat, di Jakarta, Jumat (20/8).

Menurut Bambang, jumlah tersebut merupakan bagian dari total 25 juta dosis vaksin Sinovac yang diterima Indonesia hingga akhir Agustus 2021. Kedatangan vaksin Sinovac berikutnya direncanakan berlangsung pada Senin (23/8) dan Jumat (27/8) masing-masing sebanyak lima juta dosis.

Selain dari produsen Sinovac, Bambang menginformasikan Indonesia juga menerima vaksin Covid-19 dari produsen AstraZeneca dalam bentuk produk jadi melalui skema bilateral dan hibah Kerajaan Belanda pada Jumat ini.

"AstraZeneca dari bantuan pemerintah Belanda maupun bilateral, masing-masing sebanyak 450 ribu dosis dan 567 ribu dosis," katanya.

Untuk jumlah vaksin Covid-19 yang terdistribusi menuju 34 provinsi sampai Kamis (19/8) sebanyak 111,84 juta dosis, terdiri atas CoronaVac tiga juta dosis, Covid-19 Bio Farma 85,97 juta dosis. Bio Farma juga telah mendistribusikan vaksin AstraZeneca dengan skema COVAX, Bilateral dan Hibah sebanyak 15,35 juta dosis serta Moderna sebanyak 7,5 juta dosis.

"Untuk stok vaksin Covid-19 di Bio Farma sebanyak 11,8 juta dosis, terdiri atas 1,8 juta dosis yang sudah rilis dan 10 juta dosis CoronaVac yang masih menunggu rilis," katanya.

Tambahan Stok

Selain itu, pada Agustus ini akan ada tambahan stok rilis vaksin Covid-19 produksi Bio Farma sebanyak 8,4 juta dosis serta tambahan vaksin pada September 2021 sebanyak 23,3 juta dosis.

"Vaksin yang diterima tersebut akan didistribusikan ke 34 provinsi di Indonesia, setelah melewati masa karantina dan proses sampling dan mendapatkan lot release dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)," katanya.

TNI AL menyiapkan Gedung ICU Infeksi di RSPAL dr Ramelan, Surabaya, dalam rangka membantu pemerintah menanggulangi lonjakan kasus Covid-19. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono, Jumat (20/8), berkesempatan meninjau sarana dan prasarana yang akan dibuka tersebut.

Menurut KSAL, ICU Infeksi RSPAL dr Ramelan memiliki kapasitas 50 tempat tidur dan HCU dengan kapasitas 20 tempat tidur, dilengkapi dengan sarana prasarana pendukungnya.

"Diharapkan dengan segera dioperasionalkannya Gedung ICU Infeksi ini mampu mengurai permasalahan antrean pasien yang membutuhkan ruang perawatan intensif di RSPAL dr Ramelan," kata Yudo.

Dia menjelaskan, TNI AL melalui RSPAL dr Ramelan telah melakukan upaya-upaya menghadapi lonjakan kasus Covid-19, di antaranya dengan memperluas zona merah di area rumah sakit untuk meningkatkan kapasitas tempat tidur perawatan pasien Covid-19, serta mengoptimalkan pelayanan Gedung Penanganan Infeksi Terpadu (Pinter) dan meningkatkan jumlah personel yang terlibat dalam penanganan Covid-19.

"Sebagai rumah sakit rujukan tertinggi yang menangani kasus sedang dan berat pasien Covid-19, RSPAL dr Ramelan menghadapi permasalahan kekurangan ruang perawatan intensif," tuturnya.

Yudo melanjutkan atas perintah Menko Marves, untuk mengatasi permasalahan tersebut segera dilakukan penambahan kapasitas ruang perawatan intensif di RSPAL dr Ramelan. Untuk itu, Gedung Sekesal dialihfungsikan dan direnovasi untuk dijadikan tambahan ruang perawatan intensif pasien Covid-19 di RSPAL dr Ramelan.

Baca Juga: