BMKG meminta 12 provinsi di Tanah Air untuk mewaspadai potensi hujan deras disertai petir dan kilat meskipun saat ini sudah memasuki musim kemarau.

BMKG meminta 12 provinsi di Tanah Air untuk mewaspadai potensi hujan deras disertai petir dan kilat meskipun saat ini sudah memasuki musim kemarau.

JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan 12 provinsi agar mewaspadai dampak potensi diguyur hujan berintensitas deras pada Minggu (23/6).

Dilansir dari laman BMKG di Jakarta, Minggu, ke-12 provinsi yang mesti mewaspadai dampak hujan deras yakni Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, dan Gorontalo.

Kemudian, sebagian besar daerah di Provinsi Maluku Utara, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Tengah, Sulawesi Selatan, dan Papua Pegunungan.

Selain hujan lebat, BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai turunnya hujan deras yang disertai petir dan kilat di sejumlah daerah, yakni di Banjarmasin, Samarinda, Mamuju, Manado, dan Kota Gorontalo yang diprakirakan terjadi pada Minggu siang-sore.

Sebelumnya, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan potensi hujan di sejumlah wilayah Indonesia yang masih tinggi bisa saja terjadi, meskipun sebenarnya sudah mulai memasuki musim kemarau.

Menurut dia potensi peningkatan hujan dipicu oleh adanya beberapa dinamika atmosfer yang masih aktif berada di wilayah Indonesia, yakni fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang ekuatorial Rossby Kelvin, hingga pola sirkulasi siklonik dan potensi pembentukan daerah belokan dan perlambatan angin.

Kombinasi pengaruh fenomena-fenomena tersebut diprakirakan tim meteorologi BMKG dapat menimbulkan potensi hujan berintensitas sedang-lebat yang disertai kilat/petir angin kencang.

BMKG menilai kondisi demikian bisa juga menimbulkan dampak cuaca ekstrem kebencanaan hidro-meteorologi yang meliputi banjir, banjir bandang, banjir lahar hujan, tanah longsor dan seterusnya, meskipun di saat yang bersamaan Indonesia mulai dilanda musim kemarau kering pada medio bulan Juni - September 2024.

Dua Warga Hilang

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Tengah menyatakan banjir bandang melanda dua desa di Kecamatan Toribulu, Kabupaten Parigi Moutong.

"Banjir bandang terjadi di Desa Sibalago dan Desa Sienjo di Kecamatan Toribulu, Kabupaten Parigi Moutong pada Minggu (23/6) dini hari sekitar pukul 04.38 WITA," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sulteng Andy Sembiring di Kota Palu, Minggu.

Ia menjelaskan peristiwa banjir terjadi karena curah hujan yang tinggi sejak malam hari dan menyebabkan meluapnya Sungai Toribulu yang bertemu dengan air laut pasang sehingga menyebabkan terjadinya banjir bandang.

Menurut dia, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Parigi Moutong saat ini masih berkoordinasi dengan aparat desa setempat dan melakukan asesmen di lapangan.

"Seorang warga meninggal dunia karena peristiwa ini atas nama Andi Nur Hayati (70) dan dua orang warga dinyatakan hilang," katanya.

Sementara berdasarkan hasil asesmen sementara, sebanyak 29 unit rumah warga terendam banjir dan 30 kepala keluarga (KK) atau 90 jiwa terdampak di Desa Sienjo, di antaranya 12 bayi dan balita, dua orang penyandang disabilitas dan empat orang lansia.

Adapun di Desa Sibalago, sebanyak 90 KK terdampak dan satu unit jembatan penghubung Desa Sibalago dan Sienjo terputus sehingga menyebabkan warga Desa Sibalago terisolir. n Ant/S-2

Baca Juga: