Membantu pembelajaran guru di sekolah dalam rangka meningkatkan literasi dan numerasi siswa.
JAKARTA - Sebanyak 11.000 mahasiswa mengikuti program Kampus Mengajar angkatan ke-8 sebagai bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Mereka akan membantu pembelajaran guru di sekolah dalam rangka meningkatkan literasi dan numerasi siswa.
"Lebih jauh lagi mahasiswa turut membuka ruang belajar di luar sekolah untuk memberikan penguatan literasi dan juga numerasi," ujar Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendimbudristek), Abdul Haris, dalam acara pelepasan Mahasiswa Kampus Mengajar angkatan ke-8, secara daring, Rabu (4/9).
Haris menjelaskan, berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi program kampus mengajar angkatan ke-7 Kampus Mengajar merupakan program yang sangat inklusif.
Menurutnya, mahasiwa memiliki ruang untuk meningkatkan kompetensi tanpa memandang latar belakang ekonomi keluarga maupun rumpun program studi.
"Kajian akan dampak sosial terhadap mahasiswa juga memperlihatkan adanya perubahan dari kolaborasi yang terjalin antar mahasiswa dari berbagai latar belakang suku agama dan juga suku dan ras dan sebagainya," jelasnya.
Dia mengungkapkan, sejak mulai pada 2020, Kampus Mengajar telah diiikuti 140.000 mahasiswa. Mereka telah memperoleh pengalaman pengembangan kepemimpinan dan juga peningkatan kepekaan sosial.
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar, dan Menengah, Kemendikbudristek, Iwan Syahril, menyatakan, Kampus Mengajar telah memberikan kontribusi besar bagi pemulihan dan transformasi pembelajaran pasca pandemi.
Menurutnya, para peserta telah menjadi agen perubahan yang berkontribusi nyata dalam peningkatan mutu dan kualitas pendidikan dasar dan menengah. ruf/S-2