Ribuan dosis vaksin Covid-19 terdiri dari Moderna dan Pfizer di Sumatera Selatan terbuang karena rusak.

JAKARTA - Penerima dua dosis vaksin Covid-19 di Indonesia mencapai 107.051.563 orang setelah terjadi penambahan 415.390 warga yang telah menjalani vaksinasi lengkap.

Jumlah tersebut dari data yang diterima di Jakarta pada Minggu (19/12). Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 19 Desember 2021 itu juga memperlihatkan penerima dosis pertama bertambah 171.582 orang menjadikan terdapat 151.417.878 orang yang sudah menjalani vaksinasi pertama.

Dengan jumlah itu maka telah tercapai 51,40 persen dari target 208.265.720 penduduk Indonesia yang ditetapkan pemerintah untuk mendapatkan dua kali suntikan vaksin Covid-19.

Sementara penerima dosis ketiga sebanyak 1.268.716 orang. Rincian dari pencapaian vaksinasi Covid-19 ini adalah 1.948.081 tenaga kesehatan sudah menjalani dua kali vaksinasi dari target 1.468.764 orang. Dalam kategori lanjut usia dari 21.553.118 orang yang ditargetkan, vaksinasi kedua sudah dijalani 8.391.537 orang.

Untuk petugas publik sudah dilakukan vaksinasi kedua terhadap 21.097.362 orang atau lebih dari target 17.327.167 orang yang ditetapkan sebelumnya.

Pada kelompok masyarakat rentan dan umum, vaksinasi dosis kedua telah dilakukan terhadap 58.140.768 orang dari target 141.211.181 orang. Sementara pada usia 12-17 tahun vaksinasi dosis dua telah diterima 16.264.159 orang dari target 26.705.490 orang.

Penambahan Kasus

Sebelumnya, data Satgas Penanganan Covid-19 memperlihatkan pada hari ini terjadi penambahan kasus Covid- 19 sebanyak 164 orang. Adanya kasus baru itu disertai laporan 155 orang yang dinyatakan pulih dan empat orang meninggal dunia.

Dengan penambahan itu maka Indonesia sejak Maret 2020 telah memiliki 4.260.544 kasus positif, dengan 4.111.619 orang di antaranya sudah sembuh dari Covid-19 dan 144.002 orang meninggal dunia.

Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Selatan, Lesty Nurainy, membenarkan ada ribuan dosis vaksin Covid-19 yang terbuang, masing-masing sebanyak 1.064 dosis vaksin Moderna dan 3.276 dosis vaksin Pfizer. Terbuangnya ribuan dosis vaksin tersebut disebabkan telah rusak dan tidak bisa dipakai lagi.

"Dibuang karena tidak bisa digunakan lagi atau rusak," kata Lesty. Menurut Lesty, rusaknya ribuan dosis tersebut terjadi bukan karena kandungannya, melainkan rusak karena vaksin tersebut sudah dibuka oleh petugas kesehatan, namun tidak segera disuntikkan.

Hal tersebut sering terjadi, misal dalam sebuah skema vaksinasi diagendakan ada 10 orang peserta maka petugas kesehatan bakal menyiapkan 10 dosis vaksin sesuai kebutuhan tersebut. Tetapi dari 10 orang peserta vaksinasi itu hanya delapan orang yang memenuhi jadwal yang diagendakan.

Oleh sebab itu, dua dosis yang tersisa tadi menjadi rusak dan terbuang karena sudah dibuka dari segel pervialnya. "Pesertanya kebanyakan adalah lansia yang kerap tidak mencapai target yang disiapkan," ujarnya. Lesty mengungkapkan jumlah dosis vaksin yang terbuang itu merupakan akumulasidari tujuh kabupaten/kota untuk vaksin Moderna dan empat untuk vaksin Pfizer.

Vaksin Moderna yang terbuang di Kabupaten OKI ada 70 dosis, Musi Rawas 14 dosis, Musi Banyuasin 420 dosis, OKU Selatan 210 dosis, Empat Lawang 168 dosis, Kota Palembang 112 dosis dan Pagaralam 70 dosis sehingga total 1.064 dosis terbuang per Jumat (17/12) sore.

Sedangkan di hari yang sama tercatat untuk vaksin Pfizer yang terbuang di Kabupaten OKU ada 300 dosis, OKI 518 dosis, Musi Banyuasin 1.524 dosis, dan Kota Palembang 780 dosis. Kendati demikian, secara umum jumlah konsumsi untuk masing-masing vaksin tersebut sudah mencapai 171.122 dosis atau 76,5 persen untuk Moderna dan Pfizer 686.730 dosis atau 45,3 persen.

"Meski begitu stok terakhir yang tersedia di gudang penyimpanan masih ada dan aman sekitar 54.084 untuk Moderna dan 491.670 untuk Pfizer. Untuk memenuhi kebutuhan beberapa waktu ke depan," ujarnya.

Baca Juga: