Sebanyak 101.000 mahasiswa sudah menerima bantuan pendidikan melalui program Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah tahun ini.
JAKARTA - Sebanyak 101.000 mahasiswa sudah menerima bantuan pendidikan melalui program Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah tahun ini. Jumlah tersebut 50 persen dari total kuota, yaitu 200.000 mahasiswa yang merupakan siswa kurang mampu yang diterima di perguruan tinggi negeri (PTN) melalui jalur tes dan prestasi.
"Semakin banyak siswa miskin yang telah dibantu untuk mencapai prestasi dan masuk perguruan tinggi, baik melalui jalur tes maupun prestasi," ujar Kepala Pusat Pelayanan dan Pembiayaan Pendidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Adhika Ganendra, dalam siaran Silaturahmi Merdeka Belajar yang diakses Selasa (27/8).
Adhika menjelaskan, program KIP Kuliah sudah berlangsung sejak 2021. Program tersebut merupakan salah satu upaya pemerintah untuk memperluas akses pendidikan tinggi, terutama bagi masyarakat kurang mampu.
"Kami terus berupaya menyempurnakan akses agar layanan ini semakin mudah diakses oleh masyarakat yang membutuhkan," jelasnya.
Dia mengungkapkan, pada Senin, 29 Juli 2024, sistem KIP Kuliah sempat terganggu akibat peretasan Pusat Data Nasional (PDN), Namun PDNS 2 telah pulih dan dapat diakses kembali. Calon mahasiswa yang sudah mendaftar dan lulus SNBP atau SNBT perlu segera reclaim akun, melengkapi data, mengunggah dokumen, dan mencetak formulir serta kartu peserta KIP Kuliah hingga 30 Agustus 2024 melalui laman kip-kuliah.kemdikbud.go.id.
Adhika menambahkan, KIP Kuliah untuk calon mahasiswa jalur seleksi mandiri masih bisa mendaftar. Pendaftaran dibuka dari 29 Juli hingga 31 Oktober 2024 di laman https://kip-kuliah.kemdikbud.go.id/.
"Mahasiswa yang sudah terdaftar disarankan untuk masuk ke sistem melalui akun masing-masing," katanya.
Direktur Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Muhammad Sholeh, menyampaikan pihaknya mengadakan seleksi bagi mahasiswa yang ingin mendaftar KIP Kuliah dengan rata-rata kuota 4.000 sampai 5.000 orang di tiap tahunnya. Prioritas penerima yaitu peserta Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), anak dari panti asuhan atau berstatus yatim, piatu.
"Nanti kita juga akan survei kondisi di rumahnya, lalu kita peringkatkan. Jika asal mahasiswa pendaftar masih di dalam provinsi Jawa Timur, tim survei dari kampus akan datang langsung ke lokasi. Jika di luar itu, survei dilakukan melalui panggilan video," ucapnya.
Penerima KIP Kuliah dari Universitas Brawijaya, Nizam Zulfi Zakaria, berharap, program KIP Kuliah terus berjalan pada periode pemerintah ke depan. Dia juga mengharapkan adanya penambahan kuota penerima KIP Kuliah. "Karena ini adalah langkah kongkret pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan," tuturnya.
Sebelumnya, Kemendikbudristek berjanji akan melakukan otomatisasi data penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) dengan Program Indonesia Pintar (PIP).
Adhika Ganendra menerangkan pihaknya akan mengefektifkan otomatisasi integrasi data tersebut mulai tahun depan sehingga para penerima bantuan dana pendidikan di jenjang pendidikan wajib belajar dipastikan tidak perlu mendaftarkan kembali dirinya ke dalam program KIP Kuliah ketika diterima di perguruan tinggi.
"Jadi tahun 2025 nanti bagi siswa penerima PIP SMA itu akan dibuat otomatisasi tidak lagi harus berjuang dua kali, berjuang masuk perguruan tinggi dan kedua berjuang untuk KIP Kuliah," jelas Adhika. ruf/S-2