YOGYAKARTA - Pemerintah Daerah (Pemda) DIY mencatat total ada sebanyak 100 ribu perantau mudik ke wilayah DIY di tengah pandemi virus corona selama sepekan terakhir, 25 Maret hingga 1 April 2020.

"Sudah hampir 100 ribuan (pemudik) semua moda," kata Wakil Sekretaris Gugus Tugas Penanganan Covid-19 DIY, Biwara Yuswantana, di Yogyakarta, Rabu (1/4).

Menghadapi gelombang mudik itu, Pemda DIY akan melakukan pendataan mulai dari terminal hingga ke permukiman atau tingkat RT. Pendataan dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona.

Seperti ketentuan sebelumnya, setiap orang yang mudik ke Yogyakarta akan berstatus orang dalam pemantauan (ODP) COVID-19 dan wajib karantina mandiri selama 14 hari.

Sementara, Pemda DIY mendapat tawaran dari Universitas Gadjah Mada (UGM) berupa pendampingan pendataan. Program tersebut akan dilakukan para mahasiswa UGM yang turun ke permukiman.

"Kita dapat tawaran dari pengabdian masyarakat UGM memberdayakan mahasiswa menjadi fasilitas pendamping bersama Desatana (Desa Tangguh Bencana) dan sebagainya untuk memberikan edukasi pemahaman, misal didata apa saja perlakuannya seperti apa. Kalau diam di rumah seperi apa nanti akan dibekali UGM dan diterjunkan," ujarnya.

Terkait hal tersebut, Sekda DIY Kadarmanta Baskara Aji mengatakan pendataan orang yang mudik sudah mulai dilakukan di daerah transit pertama seperti terminal, stasiun, dan bandara.

Sesuai pesan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X dalam kasus corona ini masyarakat adalah subjek, bukan objek. Sehingga masyarakat harus bisa saling menjaga satu sama lain. "Kita minta apa yang selama ini disampaikan Ngarso Dalem bahwa masyarakat adalah subjek, bukan objek," katanya. YK/AR-3

Baca Juga: